KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM
NAMA : FRISKA UTAMI
NIM : A1C117021
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Syamsurizal., M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. DATA PENGAMATAN
7.1.
Kromatografi lapis tipis
No.
|
Sampel
|
Jarak
Noda(cm) |
Jarak
Eluen (cm) |
Rf
|
1
|
Buah naga
|
3,9
|
4,8
|
0,8125
|
2
|
Bayam
|
0,3
|
4,8
|
0,025
|
3
|
Nanas
|
3,8
|
4,8
|
0,79166
|
4
|
Bunga kertas
|
2,5
|
4,8
|
0,520
|
5
|
Semangka
|
3,7
|
4,5
|
0,8222
|
6
|
Wortel
|
3,9
|
4,5
|
0,8666
|
7
|
Pepaya
|
3,8
|
4,5
|
0,8444
|
8
|
Kentang
|
0
|
4,5
|
0
|
9
|
Tomat
|
4,1
|
4,7
|
0,8723
|
10
|
Bunga sepatu
|
4,0
|
4,7
|
0,8510
|
7.2.
Kromatografi kolom
No.
|
Sampel
|
Banyak
botol
|
Warna
|
Hasil TLC
|
1
|
Buah naga
|
6 botol
|
Bening semua
|
Tidak ada noda ang bergerak
|
2
|
Bayam
|
4 botol
|
1 (bening) 2 (Hijau) 3 (hijau pudar) 4
(bening)
|
Noda tidak ada yang bergerak tetapi tapi
noda 1,2,3 terlihat berwarna kekuningan pada garis bawah plat.
|
3
|
Nanas
|
3 botol
|
1 (bening) 2 (kuning keruh) 3 (bening)
|
Noda tidak tampak dan tidak bergerak
|
4
|
Bunga kertas
|
5 botol
|
1 (bening) 2 (terdapat seperti minyak) 3 (agak
keruh) 4 dan 5 (bening)
|
Noda tidak tampak dan tidak bergerak
|
5
|
Semangka
|
3 botol
|
1 (bening) 2 ( keruh) 3 (bening)
|
Noda tidak tampak dan tidak bergerak
|
6
|
Wortel
|
3 botol
|
1 (bening) 2 (kuning cerah) 3 (bening)
|
Noda 1dan 3 tampak berwarna krim pada garis
bawah tapi tidak bergerak
|
7
|
Pepaya
|
4 botol
|
1 (bening) 2 (kekuningan) 3 dan 4 (bening)
|
Noda satu tak terjadi apa-apa. Noda 2 dan 4
tampak noda krim pada garis bawah dan pada noda 3 bergerak naik dengan warna
krim
|
8
|
Kentang
|
4 botol
|
1 (bening) 2 (kuning keruh) 3 dan 4 (bening)
|
Noda tidak tampak dan tidak bergerak
|
9
|
Tomat
|
3 botol
|
1 (bening) 2 (kemerahan) 3 (bening)
|
Pada noda ketiga berwarna abu-abu dan bergerak
naik ke atas
|
10
|
Bunga sepatu
|
4 botol
|
1 (bening) 2 dan 3 (keruh) 4 (keruh pudar)
|
Noda tidak tampak dan tidak bergerak
|
VIII. PEMBAHASAN
Kromatografi adalah proses
pemisahan campuran zat menjadi suatu komponen yang serupa dengan komponen
penyusunnya, sehingga dapat dilakukan analisis menyeluruh terhadap campuran
tersebut. Kromatografi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu kromatografi lapis
tipis, kromatografi kertas, kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi
penukar ion, kromatografi afinitas yang mana semuanya menggunakan prinsip dasar
yang sama. Ada beberapa istilah dalam kromatografi yaitu fase gerak, fase diam,
eluen, eluat, elusi, dan analit. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/
Percobaan ini dilakukan dengan cara kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom.
8.1 Kromatografi Lapis Tipis
a. Penyiapan plat TLC
Plat TLC digunakan untuk
kromatografi lapis tipis yang mana nantinya akan dilakukan penotolan sampel
pada plat tersebut untuk dilakukan kromatografi. Karena plat TLC sudah tersedia
di laboratorium, kami hanya tinggal mengguntingnya dengan ukuran 5 cm x 3 cm
dan diberi garis bawah atau jarak bawah 0,5 cm pada setiap alat yang akan
digunakan.
b. Penyiapan sampel
Pada penyiapan sampel kami
menggunakan 10 sampel yang telah di ekstrak dan ditambahkan 5 mL metanol.
Sampelnya yaitu buah naga yang warna sampelnya berwarna ungu, bayam yang
memiliki warna sampel hijau, nanas yang warna sampelnya kuning, bunga kertas
warna sampelnya merah muda, semangka warna sampelnya merah muda, wortel warna
sampelnya orange, pepaya warna sampelnya orange, kentang warna sampelnya
coklat, tomat warna sampelnya merah, serta bunga sepatu warna sambelnya merah
muda. Sampel-sampel tersebut dimasukkan ke dalam ampul atau botol spesimen untuk
dilakukan penotolan nanti.
c. Proses kromatografi
Kita akan melakukan penotolan pada
plat yang mana akan ditotolkan dengan 4 buah sampel tepat pada garis bawah.
Digunakan eluen yang terbuat dari n-heksana : etil asetat dengan perbandingan
2:1. Dilakukan proses TLC sebanyak 3 kali dengan menggunakan lwn yang sama
sampai eluen tidak dapat naik lagi. Dian untuk melihat gerak noda kita
melakukan penyinaran yang mana menggunakan Sinar UV. Pada plat pertama eluen
naik hingga 4,8 cm, pada plat kedua, lw naik hingga 4,5 cm dan yang ketiga
eluen naik hingga 4,7 cm. Kita dapat menentukan atau menghitung Rf dengan
rumus:
RF=
Jarak yang ditempuh noda/Jarak yang ditempuh pelarut.
Maka
didapatkan hasil seperti di data pengamatan.
8.2 Kromatografi Kolom
Kita
menggunakan Kolom pada kromatografi ini. Digunakan kapas untuk menyumbat bagian
bawah kolom. Diteteskan n-heksan pada kolom kromatografi untuk membersihkan
bagian tepi kolom yang ada kapas menempel. Dimasukkan silica gel ke dalam
larutan n-heksan, silica gel ini berfungsi untuk membuat agar kolom memadat.
Dilakukan pengadukan pada kolom agar silica gel nya memadat sekitar setengah
kolom dan tidak pecah pada saat di kromatografi. Dimasukkan sedikit sampel yang
akan diuji pada kolom yang berisi silica gel tadi. Kemudian ditambahkan pelarut
yang sesuai untuk setiap sampelnya dengan konsentrasi pelarut yang berbeda-beda
agar sampel tersebut bergerak.
a. Buah naga
Digunakan pelarut n-heksan : etil
asetat dengan perbandingan 8 : 1 untuk sampel buah naga. Setelah itu didiamkan
sehingga sampelnya turun ke bawah dan habis, namun sampelnya tidak turun ke
bawah sehingga kami menambahkan lagi pelarutnya dengan perbandingan 16:2.
Tandingan ini ni, pelarutnya habis namun sampel hanya turun sedikit. Kemudian
ditambahkan lagi pelarut yang ketiga dengan perbandingan yang sama yaitu 16 :
2, dan sampel masih turun sedikit. Lalu untuk yang keempat ditambahkan lagi
pelarut yang sama dengan perbandingan 15:5 namun sampel tidak turun juga.
Pelarut yang menetes tadi ditampung untuk diuji pada kromatografi lapis tipis.
Pelarut yang telah ditampung
dimasukkan ke dalam botol dengan urutan yang telah ditentukan kemudian ditutup
dengan aluminium foil dengan diberi lubang-lubang kecil, dibiarkan selama
seminggu. Dikarenakan pelarut tersebut menguap maka kami menambahkan Satu Tetes
metanol pada setiap botol kemudian pelarut tersebut ditotolkan pada plat TLC.
Dan hasil yang kami dapat yaitu perutnya saja yang bergerak ke atas namun
larutan pada botol 1,2,3,4 dan 5 itu tidak bergerak dan tidak nampak nodanya.
b. Sampel bayam
Digunakan pelarut n-heksan : etil
asetat dengan perbandingan 5:10 pada sampel ini. Setelah ditetesi pelarut
sampel bayam perlahan mulai turun kebawah dan larutan yang keluar ditampung
pada botol kecil. Botol yang pertama berwarna bening, botol yang kedua berwarna
hijau, botol yang ketiga berwarna hijau pudar, botol keempat berwarna bening,
dan botol kelima juga berwarna bening. Kemudian dilakukan di TLC sama seperti
sampel buah naga. Kemudian di sinari oleh lampu UV, terlihat noda pada botol 1,
2 dan,3.
c. Sampel buah nanas
Digunakan pelarut kloroform :
metanol dengan perbandingan 3 : 1. Di lakukan langkah yang sama seperti sampel
bayam. Didapatkan pada botol pertama berwarna bening, botol kedua berwarna
putih keruh, dan botol ketiga berwarna bening. Kemudian dilakukan TLC dengan
prosedur yang sama seperti sampel buah naga. Setelah itu di sinari oleh lampu
UV, namun tidak ada satupun roda yang tampak.
d. Sampel bunga kertas
Digunakan pelarut n-heksan : etil
asetat dengan perbandingan 3 : 2. Di lakukan hal yang sama seperti pada sampel
bayam dan hasil yang didapat yaitu pada botol pertama berwarna bening, botol
kedua berwarna kuning pudar, dan botol ketiga berwarna bening. Setelah itu
dilakukan proses yang sama seperti pada sampel buah naga. Hasil yang didapat
yaitu hanya crude yang bergerak naik dan tidak terlihat noda yang timbul.
e. Sampel semangka
Digunakan pelarut n-heksan ; etil
asetat dengan perbandingan 3 : 2. Di lakukan hal yang sama seperti pada sampel
bayam. Dan hasil yang didapat yaitu botol pertama berwarna bening, botol kedua
berwarna kuning pudar dan botol ketiga berwarna bening. Dilakukan proses yang
sama seperti pada sampel buah naga. Hasilnya yaitu crude bergerak naik dan
nodanya berwarna kuning pudar.
f. Sampel wortel
Digunakan pelarut yang sama dan
perbandingan yang sama seperti pada sampel semangka. Yang dilakukan proses yang
sama seperti pada sampel bayam. Hasil yang didapat yaitu sama seperti buah
semangka. Kemudian dilakukan proses TLC sama seperti sampel buah naga. Hasilnya
yaitu crude bergerak naik dan warna nodanya kuning, botol 1, 2 dan 3 tidak
bergerak naik tetapi ada noda berwarna kuning pudar saat di sinari lampu UV.
g. Sampel kentang
Pada proses TLC, sambal kentang
tidak bergerak sama sekali sehingga digunakan pelarut kloroform : metanol
dengan perbandingan 3:1 yang digunakan sebanyak 15 mL kloroform dan 5 ml
metanol. Pada botol pertama dihasilkan larutan berwarna kuning, pada botol
kedua berwarna kuning keruh, botol ketiga berwarna bening, dan botol ke-4
berwarna bening. Kemudian dilakukan TLC sama seperti sampel buah naga. Hasil
yang didapat yaitu crude tidak bergerak tetapi terdapat noda yang berwarna
abu-abu.
h. Sampel tomat
Pada saat proses kromatografi lapis
tipis, sampel tomat bergerak cepat sehingga digunakan pelarut n heksan : etil
asetat dengan perbandingan 3:1. Pada botol pertama dihasilkan larutan berwarna
bening, botol kedua berwarna kemerahan dan botol ketiga berwarna bening
kembali. Selanjutnya dilakukan TLC sama seperti sampel buah naga. Hasilnya
yaitu pada botol yang ketiga terdapat noda yang berwarna abu-abu namun tidak
bergerak ke atas.
i. Sampel bunga sepatu
Sama seperti sampel tomat bunga
sepatu juga berjarak cepat sehingga digunakan pelarut n heksan : etil asetat
dengan perbandingan 3:1. Pada botol pertama dihasilkan larutan yang berwarna
bening, botol kedua berwarna keruh dan botol ketiga juga berwarna keruh.
Selanjutnya dilakukan TLC sama seperti sampel buah naga. Hasil yang didapat
yaitu pada crude terlihat noda berwarna kuning pudar tetapi tetap pada garis
dan untuk botol 1,2,dan 3 tidak terdapat apa-apa.
Pertanyaan:
1.
Ada berapa sampel yang digunakan dalam percobaan ini?
2.
Sampel yang manakah yang tidak mengalami perubahan jarak dan tidak memiliki Rf?
3.
Apakah hasil TLC dari sampel papaya dan tomat?
IX. KESIMPULAN
Adapun
yang dapat kita simpulkan dari percobaan ini adalah:
1.
Kromatografi
adalah proses pemisahan campuran zat menjadi suatu komponen yang serupa dengan
komponen penyusunnya, sehingga dapat dilakukan analisis menyeluruh terhadap
campuran tersebut.
2. Kromatografi
terbagi menjadi beberapa jenis yaitu kromatografi lapis tipis, kromatografi
kertas, kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi penukar ion,
kromatografi afinitas yang mana semuanya menggunakan prinsip dasar yang sama.
3. Prinsip
dari kromatografi adalah komponen atau senyawa yang berbeda mempunyai koefisien
distribusi yang bebeda diantara fase gerak dan fase diam.
X. DAFTAR PUSTAKA
Khopkar,
2010. Kimia Dasar 2. Bandung:ITB
Tim Kimia Organik 1, 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.
Jambi:Universitas Jambi
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/
Sampel tanaman yang sudah diekstrak
Proses pemadatan silica gel
Eluen dimasukkan dalam kolom kromatografi
Plat TLC diletakkan dalam chamber yang berisi eluen
Proses impreknasi
Proses kromatografi kolom
Proses penyinaran plat menggunakan sinar UV
nama Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C17025) akan mencoba menjawab no 1. Sampel yang digunakan ada 10 sampel yaitu : buah naga, bayam, nanas, bunga kertas, semangka, wortel, pepaya, kentang, tomat, dan bunga sepatu
BalasHapusnama saya putri milenia (57) akan menjawab pertanyaan no 2, Sampel yang tidak mengalami perubahan jarak dan tidak memiliki RF adalah kentang
BalasHapusHallo fiska, saya Yuyun Ernawati dengan NIM A1C117063 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3, menurut saya pada sampel pepaya, hasil TLC nya adalah pada noda 1 tak terjadi perubahan apapun. Pada noda 2 dan 4 terlihat ada noda berwarna krem pada garis bawah. Dan pada noda 3 terjadi pergerakan naik dengan warna krem.
BalasHapusPada sampel tomat, hasil TLC yang didapat adalah pada noda 3 terjadi pergerakan ke atas dan noda berwarna abu-abu