Jumat, 08 Maret 2019

Laporan Hasil Praktikum Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan



ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENETUAN KELAS KELARUTAN











        

        NAMA       : FRISKA UTAMI

NIM          : A1C117021





DOSEN PENGAMPU:

Dr. Syamsurizal., M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019


VII. DATA PENGAMATAN
7.1 Analisa Unsur
7.1.1 Karbon dan Hidrogen
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 1-2 gram CuO kering dan dipanaskan.
Tidak terjadi perubahan apa-apa, warna tetap hitam, dan CuO menjadi kering.
2.
Ditambahkan gula (1/10 jumlah CuO).
Tidak terjadi reaksi, CuO dan gula tidak bercampur.
3.
Dialirkan pipa ke dalam tabung yang berisi 10 ml Ca(OH)2, dipanaskan.
Terdapat uap air di atas tabung reaksi. Terdapat gelembung gas pada tabung yang lain yang menandakan adanya karbon dan hidrogen.

7.1.2 Halogen
A. Tes Beilstein
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Kawat tembaga dipanaskan
Terjadi warna kemerah-merahan pada kawat tembaga.
2.
Ditetesi 2 tetes Benzena dan dipijarkan kembali
Tidak terdapat uap Cu-halida, dikarenakan mungkin penetesan Benzena ketika kawat tembaga masih panas. Dan ketika ditetesi dengan benzena, kawat tembaga berubah menjadi putih dan tidak berwarna merah lagi.

B. Tes CaO
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan CaO dan ditambahkan 2 tetes Benzena
Tidak terjadi perubahan, warna larutan tetap bening.
2.
Dididihkan dengan 5-10 ml air suling, dituangkan dalam larutan HNO3 encer
Ketika dididihkan warnanya menjadi keruh dan terdapat gelembung. Ketika ditambah HNO3, warnanya menjadi jernih
3.
Disaring dan ditambahkan 2-3 ml AgNO3 encer (jika tidak didapat larutan jernih


7.1.3 Metoda Peleburan dengan Natrium
a. Belerang
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan Larutan L dengan asam asetat, dididihkan dan periksa gas yang dihasilkan yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
Hasil yang diperoleh warnanya bening. Saat dididihkan, larutan naik ke permukaan tabung, kertas saring menjadi basah
2.
Pada Larutan L yang lain, ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroprosida
Saat ditambahkan Na-nitroprosida larutan menjadi kuning

b. Nitrogen
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
3 ml amoniak ditambah 5 tetes FeSO4

Terdapat gumpalan cokelat kehitaman
2.
Ditambah  1 tetes FeCl3

Larutannya berubah menjadi kuning
3.
Ditambah 5 tetes KF 10%
Gumpalannya menjadi buyar
4.
Ditambah 2 ml NaOH 10% sampai bersifat basa
Gumpalan-gumpalan yang buyar menjadi jatuh ke dasar gelas (mengendap)
5.
Dipanaskan
Endapannya hilang kemudian muncul endapan di pinggir-pinggir dasar gelas berwarna putih dan di tengahnya berwarna kuning
6.
Didinginkan
Tidak mengalami perubahan
7.
Ditambah H2SO4
Endapan yang berada di bawah tadi berubah menjadi biru berlin

            c. Halogen
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 ml Larutan L dengan HNO3 encer
Timbul letupan-letupan
2.
Ditambah 5 ml Larutan AgNO3 encer (5-10 %), dididihkan
Warna menjadi abu-abu kecokelatan. Ketika dididihkan, terdapat endapan halus banyak

7.2 Penentuan Kelas Kelarutan
7.2.1 Kelarutan dalam air
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan air suling, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan air suling, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml telur, ditambahkan air suling, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml minyak, ditambahkan air suling, dan dikocok kuat-kuat.
-Gula larut dalam air, larutan jernih (+)
-Tepung larut dalam air, larutan keruh (-)
-Telur larut dalam air, larutan keruh (-)
-Pada minyak, larutannya jernih seperti ada pembatas antara minyak dengan air (+)

7.2.2 Kelarutan dalam  eter
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan benzena, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan benzena, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml telur, ditambahkan benzena, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml minyak, ditambahkan benzena, dan dikocok kuat-kuat.
-Gula tidak larut dalam benzena, larutan jernih (+)
-Tepung sedikit larut dalam benzena, larutan keruh (-)
-Pada telur ada batas antara telur dengan benzena, larutan jernih (+)
-Minyak larut dalam benzena, larutan jernih (+)

7.2.3 Kelarutan dalam NaOH 5%
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan NaOH 5 %, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan NaOH 5%, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml telur, ditambahkan NaOH 5 %, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml minyak, ditambahkan NaOH 5%, dan dikocok kuat-kuat.
-Gula larut dalam NaOH 5%, larutan jernih (+)
-Pada larutan tepung terdapat endapan (gumpalan) , larutan keruh (-)
-Pada telur terdapat busa di atas larutan, larutan jernih (+)
-Pada minyak terdapat batas antara minyak dengan NaOH, larutan keruh (-)

7.2.4 Kelarutan dalan NaHCO3 5%
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan NaHCO3 5%, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan NaHCO3 5%, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml telur, ditambahkan NaHCO3 5%, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml minyak, ditambahkan NaHCO3 5%, dan dikocok kuat-kuat.
-Gula larut dalam NaHCO3 5%, larutan jernih (+) dan ada gelembung-gelembung
-Pada tepung timbul gas, larutan keruh (-)
-Pada telur larutan jernih (+)
-Pada minyak terdapat batas antara minyak dengan NaHCO3 5%, larutan jernih (+)

7.2.5 Kelarutan dalam HCl
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan HCl, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan HCl, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml telur, ditambahkan HCl, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml minyak, ditambahkan HCl, dan dikocok kuat-kuat.
-Gula larut dalam HCl dan larutan jernih (+)
-Pada tepung larutannya jernih setelah dinetralkan dengan NaOH (+)
-Pada telur terdapat endapan putih dan larutannya keruh (-)
-Pada minyak terdapat batas antara minyak dengan HCl dan larutannya jernih (+)

7.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 pekat
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan H2SO4, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan H2SO4, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml telur, ditambahkan H2SO4, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml minyak, ditambahkan H2SO4, dan dikocok kuat-kuat.
-Gula lambat larut dan warna larutannya kuning jernih (+) serta terdapat gumpalan di tengah
-Pada tepung larutannya tidak panas dan tidak menimbulkan gas (-)
-Pada telur terdapat gumpalan dan larutannya keruh (-)
-Pada minyak terdapat batas antara minyak dengan H2SO4 dan larutannya jernih (+)

7.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 pekat
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan H3PO4, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan H3PO4, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml telur, ditambahkan H3PO4, dan dikocok kuat-kuat.
-Dimasukkan 0,1 ml minyak, ditambahkan H3PO4, dan dikocok kuat-kuat.
-Gula sukar larut dan warna larutannya jernih (+)
-Pada tepung larutannya jernih dan terdapat endapan di bawah larutan(+)
-Pada telur larutannya jernih (+)
-Pada minyak terdapat batas antara minyak dengan H3PO4 dan larutannya keruh (-)

VIII. Pembahasan
          Zat organik sangat mempunyai pengaruh yang penting bagi makhluk hidup. Dan setiap zat organik punya perannya masing-masing. Jadi untuk mengetahui peran dari suatu zat organik, kita perlu melakukan identifikasi terhadap zat tersebut. Senyawa organik juga memiliki sifat polar dan nonpolar. Kita perlu tahu teknik-teknik yang digunakan untuk menganalisis unsur penyusun dari senyawa organik, agar kita mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru.
(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/)

8.1 Analisis Unsur
8.1.1 Karbon dan Hidrogen
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pada analisa unsur Karbon dan Hidrogen didapatkan hasil percobaanya. Sebelumnya kita harus mempersiapkan terlebih dahulu bahan dan alat yang akan digunakan. Dimana bahan yang diperlukan adalah 1-2 gram serbuk CuO kering yang diletakkan dalam cawan porselin dan dipanaskan dengan bunsen. Ketika dipanaskan, serbuk CuO tidak terjadi perubahan apapun. Setelah itu kami pindahkan CuO  dalam tabung reaksi pyrex. Setelah itu kami tambahkan sejumlah gula (lebih kurang 1/10 jumlah CuO) ketika CuO masih hangat, ternyata dalam campuran tersebut gula tidak tampak lagi, dikarenakan gula tersebut telah mencair. Kemudian kami menyusun alat untuk mengalirkan gas kedalam gelas kimia dengan cara tabung reaksi dilengkapi dengan sumbatan yang berupa styrofoam dan pipa pengalir gas. Dimana pipa tersebut akan masuk kedalam gelas kimia yang berisi larutan Ca(OH)2. Dari hasil pengataman kami bahwa ketika campuran gula dan serbuk CuO dipanaskan terdapat gelembung gas didalam gelas kimia yang berisi Ca(OH)2 dan terdapat uap didalam pipa pengalir gas. Sedangkan tabung reaksi yang berisi campuran gula dan CuO terjadinya perubahan warna kehitaman
.
8.1.2 Halogen
Pada percobaan ini,  dilakukan penganalisisan terhadap unsur Halogen. Dan kami melakukan pengamatan dengan 2 tes yaitu Tes Beilstein dan Tes CaO.
A.                Tes Beilstein
Berdasarkan dari Tes Beilstein, kami memanaskan kawat tembaga hingga kawat tersebut berwarna kemerah-merahan kemudian didinginkan. Setelah itu, kami meneteskan kawat tembaga dengan 2 tetes CCl4, namun CCl­4 tidak tersedia di dalam laboratorium sehingga kami menggantinya dengan benzena. Saat kawat tembaga ditetesi benzena timbul bau gas dan warna kawat tembaga berubah menjadi warna putih.
B.                 Tes Cao
Berdasarkan dari Tes CaO, kami memanaskan CaO bebas halogen sampai suhu tinggi di dalam tabung reaksi besar. Pada saat pemanasan, CaO menggumpal. Dan ketika ditetesi dengan 2 tetes benzena tercium bau yang menyengat dan gumpalan CaO masih terlihat. Setelah itu didihkan lagi air suling sekitar 5-10 ml lalu dituangkan ke dalam gelas kimia dan larutan dalam HNOencer (1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air suling). Ketika dididihkan dengan air suling gumpalan CaO menjadi larut dan larutan yang dihasilkan yaitu larutan jernih dan terdapat gelembung gas.

8.1.3 Metoda Peleburan dengan Natrium
Percobaan ini tidak kami lakukan karena bahan yang akan digunakan tidak tersedia di dalam laboratorium.
A.                Belerang
Pada percobaan ini  kami melakukan 2 kali perlakuan yang berbeda. Yaitu pada percobaan pertama kami menggunakan kertas saring yang ditetesi dengan Pb-asetat 10% sedangkan untuk perlakuan yang kedua kami menggunakan kertas saring yang ditetesi dengan Na-nitroprosida. Berdasarkan percobaan pertama, kami menggunakan larutan L yaitu NaOH. Kami mengasamkan NaOH dengan H2SO4 sehingga warna tetap bening. Saat dilakukan pencampuran NaOH dengan H2SOterdapat seperti ada batas seperti air dan minyak. Kemudian kami mengambil kertas saring dimana kertas saring tersebut diteetesi dengan Pb-asetat 10%. Kemudian kami menggunakan kertas saring untuk menutupi tabung reaksi yang berisi campuran larutan NaOH dengan H2SOkemudian dididihkan. Saat dilakukan pemanasan larutan dalam tabung reaksi tersebut langsung menggelegak atau seperti meletup-meletup naik keatas menuju permukaan tabung reaksi kearah kertas saring basah dan warna larutan  tetap bening. Sedangkan untuk percobaan kedua, prosedur yang digunakan sama dengan prosedur yang pertama akan tetapi kami menggunakan kertas saring yang ditetesi dengan Na-nitroprosida. Saat dilakukan pemanasan larutan dalam tabung reaksi tersebut juga tetap menggelegak menuju permukaan tabung reaksi kearah kertas saring basah dan terjadi perubahan warna dari bening menjadi kuning.
B.                 Nitrogen
Pada percobaan ini, kami menggunakan larutan L dengan 2 variasi bahan yaitu larutan NHdengan putih telur. Pada percobaan pertama kami mengambil 3 ml  NH3 kemudian kami tambahkan 5 tetes larutan FeSO4 terdapat gumpalan coklat dan serbuk bewarna merah, kemudian kami tambahkan 1 tetes larutan FeCl3 hasilnya larutan berubah menjadi warna kuning kemudian kami teteskan lagi 5 tetes larutan KF 10%  dan hasilnya gumpalan tadi menjadi menyebar dalam larutan. Setelah itu kami menambahkan  1-2 ml  larutan NaOH 10% hingga bersifat basa hasilnya gumpalan-gumpalan tersebut turun kebawah menjadi endapan. Kemudian kami didihkan, saat dilakukan pemanasan dipinggiran tabung reaksi terdapat endapan berwarna putih dan didasar tabung terdapat endapan berwarna kuning. Kemudian kami dinginkan dan kami asamkan dengan asam sulfat encer (20%-25%) hasilnya endapan yang berwarna putih dan kuning tersebut menghilang dan terbentuk endapan baru yang berwarna biru didasar tabung, ini menandakan adanya Nitrogen pada suatu larutan.
Pada percobaan kedua kami mengambil 3 ml putih telur kemudian kami tambahkan 5 tetes larutan FeSO4, 1 tetes FeCl3, 5 tetes larutan KF 10% dan ditambahkan 1-2 ml NaOH 10%. Hasilnya semakin ditambah larutan tersebut terjadi perubahan warna yang dari kuning biasa menjadi kuning terang atau kuning pekat. Kemudian kami didihkan, saat pendidihan larutan tersebut meletup-meletup seperti ada gelembung. Kemudian kamu dinginkan, saat didinginkan turun serbuk-serbuk berwarna biru kedasar tabung kemudian kami tambahkan 5 tetes H2SO4dan dikocok kemudian didiamkan hingga terdapat larutan yang berwarna kuning pudar dibagian atas dan terdapat endapan berwarna biru berlin. Warna biru ini menandakan adanya unsur Nitrogen dalam larutan.
C.                Halogen
Pada percobaan ini, kami menggunakan larutan L yaitu NaOH. Kami mengasamkan 3ml NaOH dengan larutan HNO3 encer (1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air) hasilnya larutan berwarna bening. Kemudian kami didihkan sekitar 5-10 menit untuk menghilangkan HCN atau H2S yang mungkin terbentuk. Saat dilakukan pemanasan timbul letupan-letupan. Ketika kami menambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer (5-10%) terjadi perubahan warna menjadi kecoklat-coklatan. Kemudian kami lanjutkan lagi pemanasan beberapa menit dan hasilnya terdapat banyak endapan halus yang berwarna seperti ada 3 lapisan yaitu warna hitam, abu-abu jernih dan hitam. Endapan yang banyak tersebut menandakan adanya unsur halogen dalam suatu larutan.  

8.2 Penentuan Kelas Kelarutan
Berdasarkan percobaan ini, kami menggunakan 4 macam bahan yaitu gula, tepung, minyak dan putih telur. Sedangkan pelarut yang kami gunakan ada 7 macam yaitu air, eter atau benzena,  NaOH,  NaHCO3, HCl, H2SO4 pekat dan H3PO4 pekat. Dimana pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan kelarutan suatu sampel didalam pelarut yang berbeda-beda. Apabila suatu sampel yang dimasukkan bernilai (+) maka larutan jernih, sedangkan sebaliknya apabila larutan bernilai (-) maka larutan tidak jernih.
8.2.1 Kelarutan dalam air
Pada percobaan ini, kami memasukkan bahan yaitu apabila zat padat digunakan lebih kurang 0,1 gr atau 3 tetes zat cair kemudian kami tambahkan 3 ml air suling lalu kami kocok kuat-kuat. Kemudian kami amati Apabila suatu bahan yang dimasukkan dengan pelarut bernilai (+) maka larutan jernih, sedangkan sebaliknya apabila larutan bernilai (-) maka larutan tidak jernih.
1. Gula
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat gula larut dan larutannya jernih artinya bahwa larutan bernilai (+) karena larutan jernih.
2. Tepung
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat tepung larut akan tetapi larutannya keruh artinya bahwa bernilai (-) karena larutan tidak jernih.
3. Minyak
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah terdapat pembatas antara minyak dan air , dimana posisi minyak berada diatas air dan larutannya jernih artinya bahwa larutan bernilai (+).
4. Putih telur
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah putih telur larut akan tetapi larutannya keruh artinya bahwa larutan bernilai (-).

8.2.2 Kelarutan dalam  eter
Pada percobaan ini, kami memasukkan bahan yaitu apabila zat padat digunakan lebih kurang 0,1 gr atau 3 tetes zat cair kemudian kami tambahkan 3 ml benzen kemudian  kami kocok kuat-kuat. Kemudian kami amati Apabila suatu bahan yang dimasukkan dengan pelarut bernilai (+) maka larutan jernih, sedangkan sebaliknya apabila larutan bernilai (-) maka larutan tidak jernih.
1. Gula
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah gula tidak larut secara sempurna akan tetapi larutannya jernih serta bening artinya bahwa larutan bernilai (+).
2. Tepung
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah tepung sedikit larut dan larutannya keruh artinya bahwa larutan bernilai (-).
3. Minyak
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah minyak dan benzen bercampur dan larutannya jernih artinya bahwa larutan bernilai (+).
4. Putih telur
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah terdapat pembatas antara benzen dan putih telur dimana posisinya benzen berda diatas putih telur dan larutannya jernih artinya bahwa larutan bernilai (+).

8.2.3 Kelarutan dalam NaOH 5%
Pada percobaan ini, kami memasukkan bahan yaitu apabila zat padat digunakan lebih kurang 0,1 gr atau 3 tetes zat cair kemudian kami tambahkan 3 ml NaOH 10% kemudian  kami kocok kuat-kuat. Kemudian kami amati Apabila suatu bahan yang dimasukkan dengan pelarut bernilai (+) maka larutan jernih, sedangkan sebaliknya apabila larutan bernilai (-) maka larutan tidak jernih. Bila terjadi keraguan, maka campuran disaring dan filtratnya dinetralkan dengan asam HCl encer.
1. Gula
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah gula larut dalam NaOH  dan larutannya jernih artinya bahwa larutan bernilai (+).
2. Tepung
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah tepung dalam NaOH menggumpal dan larutannya keruh artinya bahwa larutan bernilai (-)
3. Minyak
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah terdapat batasan antara minyak dan NaOH dan larutannya keruh artinya bahwa larutan bernilai (-).
4. Putih telur
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah terdapat busa diatas campuran putih telur dan NaOH serta larutannya jernih artinya bahwa larutan bernilai (+).

8.2.4 Kelarutan dalan NaHCO3 5%
Pada percobaan ini, kami memasukkan bahan yaitu apabila zat padat digunakan lebih kurang 0,1 gr atau 3 tetes zat cair kemudian kami tambahkan 3 ml NaHCO5%. Kemudian kami amati Apabila suatu bahan yang dimasukkan dengan pelarut bernilai (+) maka larutan timbul gas CO2, sedangkan sebaliknya apabila larutan bernilai (-) maka larutan tidak timbul gas CO2.
1. Gula
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah gula larut dalam NaHCOdan terdapat gelembung gas dalam larutan serta larutannya jernih artinya bahwa larutan bernilai (+).
2. Tepung
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah larutannya keruh akan tetapi terdapat gelembung gas artinya bahwa larutan bernilai (+).
3. Minyak
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah terdapat batasan antara minyak dan NaHCO3 dan larutannya jernih artinya bahwa larutan bernilai (+).
4. Putih telur
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah larutannya jernih artinya bahwa larutan bernilai (+).
           
8.2.5 Kelarutan dalam HCl
Pada percobaan ini, kami memasukkan bahan yaitu apabila zat padat digunakan lebih kurang 0,1 gr atau 3 tetes zat cair kemudian kami tambahkan 5 ml HCl 5%. Kemudian kami kocok dan diamati  apabila suatu bahan yang dimasukkan dengan pelarut bernilai (+) maka larutan jernih, sedangkan sebaliknya apabila larutan bernilai (-) maka larutan tidak jernih. Bila terjadi keraguan, maka campuran disaring dan filtratnya dinetralkan dengan NaOH encer.
1. Gula
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah gula dalam HCl larut semua secara cepat dan larutannya jernih, artinya bahwa larutan bernilai (+).
2. Tepung
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah campuran tepung dan HCl terdapat endapan dan larutannya keruh sehingga larutan disaring dan hasilnya larutan menjadi jernih. Kemudian larutan ditetesi dengan 30 tetes NaOH sehingga larutannya tetap bening seperti biasa artinya bahwa larutab bernilai (+).
3. Minyak
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah  terdapat batasan antara minyak dan HCl dan larutannya jernih artinya bahwa larutan bernilai (+).
4. Putih telur
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah terdapat endapan putih dan larutannya keruh artinya bahwa larutan bernilai (-).

8.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Pada percobaan ini, kami memasukkan bahan yaitu apabila zat padat digunakan lebih kurang 0,1 gr atau 3 tetes zat cair kemudian kami tambahkan 3 ml H2SOpekat . Kemudian kami kocok secara hati-hati  dan kemudian kami amati  apabila suatu bahan yang dimasukkan dengan pelarut bernilai (+) maka larutan jernih atau timbul panas atau perubahan warna.
1. Gula
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah campuran tersebut menghasilkan larutan berwarna kuning jernih akan tetapi gula tidak secara sempurna larut, dan gula melayang-layang ditengah-tengah larutan dimana gula berwana merah coklat kehitaman seperti warna betadine, dan larutan menimbulkan panas artinya bahwa larutan bernilai (+).
2. Tepung
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah larutan yang dihasilkan keruh serta tidak menimbulkan panas dan tidak menimbulkan gas artinya bahwa larutan bernilai (-). 
3. Minyak
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah terdapat batasan antara minyak dengan H2SOpekat kemudian larutan yang dihasilkan jernih  artinya bahwa larutan bernilai (+).
4. Putih telur
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah campuran putih telur  dan H2SOpekat menimbulkan gumpalan diatas dan larutan yang dihasilkan keruh artinya bahwa larutan bernilai  (-).

8.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Pada percobaan ini, kami memasukkan bahan yaitu apabila zat padat digunakan lebih kurang 0,1 gr atau 3 tetes zat cair kemudian kami tambahkan 3 ml H3PO4 pekat. Kemudian kami kocok dan diamati  apabila suatu bahan yang dimasukkan dengan pelarut bernilai (+) maka larutan jernih, sedangkan sebaliknya apabila larutan bernilai (-) maka larutan tidak jernih.
1. Gula
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah larutan yang dihasilkan jernih dan gula menyebar dalam larutan artinya bahwa larutan bernilai (+).
2. Tepung
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah  terdapat endapan dalam campuran tersebut dan larutannya yang dihasilkan jernih artinya bahwa larutan bernilai (+).
3. Minyak
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah terdapat batasan antara minyak dan H3PO4 pekat serta larutannya keruh artinya bahwa larutan bernilai (-).
4. Putih telur
Pada percobaan ini, setelah kami melakukan prosedur yang sesuai adapun hasil yang didapat adalah larutan yang dihasilkan jernih artinya bahwa larutan bernilai (+).

IX. Kesimpulan
            Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Identifikasi unsur C dan H, dimana ditandai dengan adanya warna keruh untuk karcon dan untuk hydrogen ditandai dengan adanya tetesan-tetesan air pada dinding tabung.
2.      Identifikasi unsur halogen menggunakan larutan filtrat Lasaigne yang dapat diketahui dari timbulnya warna hijau.
3.      Kelarutan suatu zat dapat ditentukan dari keasaman sifat kedua zat tersebut.

X. DAFTAR PUSTAKA
            Noviarty, 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:Erlangga
Riswiyanto, 2009. Kimia Organik. Yogyakarta:UGM Press
            Sabirin, 2013. Unsur Kimia di Alam. Bandung:Yrama Widya
          Tim Kimia Organik 1, 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi:Universitas   Jambi
            Wawan, T, 2009. Kimia Dasar. Terjemahan dari General Chemistry. Jakarta:Erlangga
            Yoshito, T, 2009. Analisis Unsur. Jakarta:Erlangga
                                                                                                                          
Permasalahan :
1. Mengapa pada percobaan metoda leburan dengan natrium tidak dilakukan?
2. Mengapa pada saat percobaan halogen pada metoda peleburan dengan Natrium, ketika 3 ml NaOH diasamkan dengan HNO3 encer menimbulkan letupan-letupan?
3. Mengapa pada uji kelarutan dalam HCl pada telur menghasilkan nilai negatif?

3 komentar:

  1. Saya mirnawati dengan nim 13. Baiklah saya akan menjawab permasalahan no 1. Percobaan metoda dalam leburan natrium tidak dilakukan karena bahan yang akan digunakan untuk percobaan ini tidak tersedia di laboratorium. Sehingga percobaan ini tidak dilakukan.

    BalasHapus
  2. Saya Rd. Abdurrahman (A1C117015) akan mencoba menjawab permasalahan no 2. menurut saya reaksi antara NaOH dengan HNO3 encer merupakan reaksi antara basa kuat dengan asam kuat sehingga reaksinya berjalan begitu cepat dan menimbulkan letupan-letupan pada saat dipanaskan

    BalasHapus
  3. Saya ratna kartika sari dengan nim 011 akan menjawab peetanyaan nomor 3. . Karena hasil yang didapatkan ketika pengujian kelarutan dalam HCl pada telur menghasilkan endapan putih dan warna larutannya pun keruh. Sehingga pada uji ini bernilai negatif

    BalasHapus

KIMIA BAHAN ALAM UNTUK MAKANAN, MINUMAN DAN PENYEDAP RASA

Kimia Bahan Alam untuk Makanan, Minuman dan Penyedap Rasa        Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak mengkonsumsi maka...