PEMURNIAN ZAT PADAT
NAMA :
FRISKA UTAMI
NIM : A1C117021
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Syamsurizal., M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul : Pemurnian Zat Padat
II. Hari/Tanggal : Sabtu, 9 Maret 2019
III. Tujuan : Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah:
1.
Dapat melakukan
kristalisasi dengan baik
2.
Dapat memilih pelarut
sesuai untuk rekristalisasi
3.
Dapat menjernihkan dan
menghilangkan warna larutan
4.
Dapat memisahkan dan
memurnikan campuran dengan rekristalisasi
IV. Landasan Teori
Rekristalisasi
merupakan cara yang dapat dilakukan untuk memurnikan suatu zat padat organik.
Caranya yaitu dengan melarutkan zat padat tersebut ke dalam suatu pelarut yang
cocok dengan titik didihnya, lalu disaring dalam keadaan panas untuk memisahkan
zat padat yang tidak larut (tersuspensi) di dalam larutan.
Prinsip operasional rekristalisasi adalah:
1.
Melarutkan zat padat
campuran dalam pelarut yang minimal, biasanya pada titik didihnya
2. Kristalisasi selektif
dalam suatu pelarut tertentu, dengan cara menurunkan suhu larutan secara
perlahan.
3.
Penyaringan terhadap
kristal murninya dipisahkan dari larutannya.
Alasan mengapa pelarut cair sering digunakan dalam proses
rekristalisasi adalah karena harganya ekonomis, tidak reaktif, dan mudah
mengembalikannya setelah zat padat dilarutkan jika dilakukan penguapan. Suatu
pelarut dikatakan baik jika memenuhi kriteria di bawah:
1.
Tidak reaktif terhadap
zat padat yang akan di rekristalisasi
2.
Zat padatnya harus tak
larut dalam pelarut, pada suhu kamar atau suhu kristalisasi
3.
Zat padatnya memiliki
kelarutan yang tinggi dalam suhu didih pelarutnya
4.
Titik didih pelarut
tidak melebihi titik leleh zat padat yang akan di rekristalisasi
Proses kristalisasi ditentukan oleh jenis zat pengotor yang
dibuang atau dipisahkan (Tim Kimia Organik 1, 2016).
Pada proses
kristalisasi, faktor yang berperan penting dalam kristalisasi adalah jenis
pelarut yang digunakan. Kelarutan suatu komponen dalam pelarut ditentukan oleh
polaritas masing-masing pelarut. Pelarut yang polar akan melarutkan senyang
berperan penting dalam kristalisasi adalah jenis pelarut yang digunakan. Kelarutan
suatu komponen dalam pelarut ditentukan oleh polaritas masing-masing pelarut. Pelarut
yang polar akan melarutkan senyawa polar dan pelarut non polar akan melarutkan
senyawa non polar (Ahmadi, 2010).
Perubahan
fasa zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat disebut sublimasi. Partikel zat
akan menyublim menjadi gas ketika partikel zat tersebut diberi suhu. Dan ketika
gas akan berubah menjadi padat maka suhu gas harus diturunkan. Suatu pemisahan campuran
dengan proses sublimasi harus memiliki perbedaan titik didih yang besar,
sehingga dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi (Shevia,
2010).
Kita harus melakukan identifikasi terhadap zat padat
yang akan dimurnikan. Dengan begitu kita dapat mengenal dan mengetahui karakteristik
dari zat padat tersebut. Pemisahan suatu zat padat, keberhasilannya ditentukan
oleh pemahaman kita terhadap sifat fisika dan sifat kimia zat tersebut. Kita juga
harus mengetahui jenis-jenis pelarut organic dan tingkat kepolarannya ketika
kita mencampurkan zat padat ke dalam lebih dari satu jenis pelarut. Metode yang
akan kita gunakan dalam proses pemurnian tergantung dari tingkat kemurnian,
sifat fisik, dan sifat kimia zat padat tersebut.
V. Alat dan Bahan
5.1
Alat
1. Gelas kimia 100 ml
2. Corong Buchner
3. Batang pengaduk
4. Cawan penguap
5. Gelas wool atau kapas
6. Kertas saring
7. Bunsen
8. Kaki tiga
9. Kawat kasa
5.2
Bahan
1. 50 ml air suling
2. 0,5 gram asam
benzoat
3. Es batu
4. 2 gram naftalen
tercemari
VI. PROSEDUR KERJA
6.1 Prosedur Percobaan Rekristalisasi
1. Dituangkan
50 ml air suling ke dalam gelas kimia 100 ml
2. Dipanaskan
hingga timbul gelembung-gelembung
3. Dimasukkan
0,5 gram asam benzoat tercemar ke dalam gelas kimia 100 ml yang lain
4. Ditambahkan
air panas sedikit demi sedikit
5. Diaduk
hingga larut semua
6. Disaring
campuran tersebut dalam keadaan panas dengan menggunakan corong Buchner
7. Ditampung
filtratnya dalam gelas kimia
8. Disiram
endapan yang tertinggal dengan air panas
9. Dijenuhkan
10. Didinginkan
hingga terbentuk Kristal.
11. Didinginkan
dalam es apabila pada pendinginan tidak terbentuk kristal
12. Disaring
Kristal yang terbentuk dengan corong Buchner, dikeringkan
13. Diuji
titik leleh dan bentuk kristalnya
14. Dibandingkan
dengan data yang ada dalam hand book
6.2 Sublimasi
1. Dimasukkan
1-2 gram naftalen tercemari ke dalam cawan penguap
2. Ditutup
permukaan cawan penguap dengan kertas saring yang telah dibuat lobang-lobang
kecil
3. Disumbat
corong dengan gelas wool atau kapas
4. Diletakkan
cawan tersebut di atas kasa dari pembakar
5. Dinyalakan
api dan dipanaskan dengan nyala api kecil
6. Dihentikan
pembakaran setelah semua zat yang akan disublimasikan habis (lebih kurang 5
menit)
7. Dikumpulkan
zat yang ada pada kertas saring dan corong bila ada
8. Diuji
titik leleh dan bentuk kristalnya
9. Dicocokan
dengan data hand book
Yuk
ditonton videonya
Pertanyaan
:
1. Mengapa
pada proses sublimasi perlu melakukan penguapan?
2. Mengapa
pada kapur barus hijau dan merah proses penguapan berjalan tidak sempurna?
3. Apa
yang menyebabkan kapur barus yang semulanya berwarna-warni berubah menjadi
putih setelah dilakukannya pemanasan?
Saya ika ermayanti nim 031 saya akan mnjawab nomor 1 dimana yang dimaksud dengan sublimaasi adalah prubahan zat padat menjadi wujud gas dan tanpa melalui fasa cair. Oleh karenanya d perlukan lah penguapan yang mana ketika zat padat d panaskan suatu ketika dengan temperatur trtntu zat trsebut akan menguap mnjadi gas.
BalasHapusSaya yuli asriani (039).saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Menurut saya , Hal ini disebabkan karena pada saat proses pemanasan kapur barus hijau dan merah, panas yang dihasilkan tidak merata. Sehingga peguapan tidak sempurna. Trmakasih
BalasHapusNama Muhammad Yamin (A1C117047) No 3. Karena pada saat proses sublimasi hanya kapur barus saja yang menguap. Sementara zat-zat lain seperti zat pewarna, zat adiktif, dan zat-zat yang lain tidak ikut menguap. Sehingga terbentuk kristal di atas cawan
BalasHapus